Batugamping bioklastik adalah hasil rombakan dari
batugamping nonklastik. Ciri utama batugamping bioklastik adalah berlapis,
seperti layaknya pada batuan sedimen, dicirikan lagi dengan didapatkannya
fragmen-fragmen fosil. Secara skematik
terjadinya batugamping bioklastik adalah sebagai berikut:
- Batugamping nonklastik;
- Erosi, transportasi, sortasi;
- Sedimentasi dan kompaksi;menjadi
- Batugamping bioklastik
Dengan demikian
struktur sedimen yang terjadi di batuan sedimen pada umumnya sangat mungkin
terjadi juga di batugamping bioklastik. Untuk batugamping bioklastik ada terminologi khusus. Terminologi tersebut
adalah:
·
Disebut calcirudite bila batugamping bioklastik
tersebut mempunyai ukuran butir rudite (kasar - seperti breksi)
·
Disebut calcarenite bila batugamping bioklastik
tersebut mempunyai ukuran butir arenite (pasir)
·
Disebut calcilutite bila
batugamping bioklastik tersebut mempunyai ukuran butir lutite (lempung)
Batugamping nonklastik merupakan perkembangan dari rumah
binatang koral. Bersama dengan koral akan terdapat pula jenis kehidupan yang
lain dengan komposisi “rumahnya” yang sama.
Rumah binatang koral itu akan membentuk suatu koloni. Perkembangan
koloni koral sangat tergantung pada naik dan turunnya dasar cekungan
sedimentasi. Pada saat dasar cekungan turun perkembangan koloni koral menuju
kearah vertikal, sedang pada saat dasar cekungan sedimentasi naik, perkembangan
koloni koral akan kearah lateral. Perkembangan koloni koral berada diatas dasar
cekungan sedimentasi yang beralaskan batuan dengan tektur kasar (dapat batuan
beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf). Bila perkembangan koloni koral
berada diatas batugamping berlapis, maka
kenampakan bentukan tersebut secara keseluruhan dikenal dengan istilah
biostrome. Namun bila kenampakan singkapan itu tanpa dasar batugamping berlapis
dikenal dengan nama bioherm. Terminologi ini didasarkan pada kenampakan
singkapan di lapangan
seperti
kerucut (conical hills) dengan berbagai
ketinggian, dan diantara bukit-bukit tersebut kerapkali dijumpai telaga.
Sedang tanda-tanda bentang alam karst
bagian dalam yang dikenal sebagai endokrast antara lain: terdapatnya sungai
bawah tanah, mata air, sumuran (luweng), goa dengan stalaktite dan
stalakmite-nya. Berbeda dengan pada batuan sedimen klastik, dimana air tersimpan dalam pori-pori batuan,
tetapi pada batugamping dengan bentang alam karst pori-pori yang merupakan
reservoir air berada pada diaklas (rekahan/retakan). Makin banyak rekahan
terdapat makin tinggi jumlah air yang tersimpan pada batugamping nonklastik.
Apabila bukit-bukit karst tersebut ditambang, hilang pula rekahan-rekahan yang
merupakan reservoir air tanahnya. Akibat yang paling serius, hilang pula mata
air yang pernah ada, telaga menjadi kering.
Dengan demikian sungai bawah tanah mengalir tidak mengikuti
hukum aliran air bawah tanah seperti
pada batuan sedimen klastik. Aliran
tersebut membentuk suatu sistem tersendiri yang dikenal dengan ecology system
(dikenal dengan istilah ecosystem). Jaringan aliran sungai bawah tanah ini
dapat dirunut dengan metode tracing, yaitu memasukan air yang sudah diberi
warna atau serbuk yang mudah mengapung dan mudah mengalir (seperti sekam padi).
Jaringan aliran air bawah tanah tersebut dapat dipantau pada tempat-tempat mata air yang muncul. Daerah
imbuhan air bawah tanah disebut dengan istilah recharge area. Dengan keadaan
yang demikian bila conical hills itu dirusak atau ditambang secara
besar-besaran, dipastikan diaklas yang merupakan reservoir air akan hilang dan
hal ini mengakibatkan mata air akan turun debitnya, atau bahkan dapat mati