Showing posts with label BAHAN GALIAN. Show all posts
Showing posts with label BAHAN GALIAN. Show all posts
7/18/16
7/10/16
BOOK:-- Sand Mining: environmental impacts and selected case studies.

EDITORS:-- [D. Padmalal, K. Maya, 2014]
| English | PDF | 11 MB | 162 pages | 2014 |
CONTENTS:---
Ch.1. Introduction
Ch.2. Rivers-Structure and Functions
Ch.3. River Sand Mining and Mining Methods
Ch.4. Impacts of River Sand Mining
Ch.5. Sand Mining: The World Scenario
Ch.6. Environmental Case Studies from SW India
Ch.7. EIA of River Sand Mining
Ch.8. Mining Strategies and Management
Ch.9. River Sand Auditing: An Example from SW India
Ch.10. Sand: The Fine Aggregate
Ch.11. Sources of Sand and Conservation
OVERVIEW:---
This book addresses most of the environmental impacts of sand mining from small rivers The problems and solutions addressed in this book are applicable to all rivers that drain through densely populated tropical coasts undergoing rapid economic growth.
http://www.mediafire.com/
6/22/16
1/13/16
CADANGAN MINYAK PENYANGGA NEGARA

Cadangan penyangga minyak
memiliki nilai strategis, terutama bagi negara pengimpor minyak seperti
Indonesia. Karena dapat digunakan untuk mengatasi situasi darurat seperti
bencana alam dan perang.
International Energy Agency (IEA)
mensyaratkan anggotanya memiliki cadangan penyangga minyak selama 90 hari.
Artinya saat kondisi darurat, kebutuhan energi nasional bisa terpenuhi selama
90 hari.
Realitasnya
jumlah cadangan penyangga setiap negara bisa berbeda. Bergantung pada
tingkat konsumsi energi,produk domestik bruto dan jumlah produksi
minyak. Jumlah penduduk dan angkatan kerja juga memberikan andil pada jumlah
kebutuhan rasional cadangan penyangga setiap negara.
Hingga
saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga. Angka-angka
beikut bisa memberi gambaran bagaimana kesiapan sebuah negara untuk menjamin
cadangan energi nasionalnya, termasuk Indonesia.
CADANGAN PENYANGGA :
1. USA
a.
Cadangan penyangga: 204 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :
316.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
50 %
d.
Konsumsi Minyak :
18.886.000 bph
e.
Produksi Minyak :
10.003.000 bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 16.800 miliar
2. JEPANG
a.
Cadangan penyangga: 148 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :127.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
62 %
d.
Konsumsi Minyak :
4.551.000 bph
e.
Produksi Minyak :
467.000bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 4.901 miliar
3. KOREA SELATAN
a.
Cadangan penyangga: 96 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :49.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
37 %
d.
Konsumsi Minyak :
2.460.000 bph
e.
Produksi Minyak :
-
f.
Produk Domestik Bruto : USD 1.304 miliar
4. THAILAND
a.
Cadangan penyangga: 81 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :67.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
39 %
d.
Konsumsi Minyak :
1.221.000 bph
e.
Produksi Minyak :
459.000 bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 387 miliar
5. CHINA
a.
Cadangan penyangga: 77 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :
1.349.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
37 %
d.
Konsumsi Minyak :
10.756.000 bph
e.
Produksi Minyak :
4.180.000 bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 9.240 miliar
6. SINGAPORE
a.
Cadangan penyangga: 60hari impor
b.
Jumlah Penduduk :
5.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
36 %
d.
Konsumsi Minyak :
1.259.000 bph
e.
Produksi Minyak :
0
f.
Produk Domestik Bruto : USD 297 miliar
7. VIETNAM
a.
Cadangan penyangga:
47 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :
92.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
41%
d.
Konsumsi Minyak :
378.000 bph
e.
Produksi Minyak :
350.000 bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 171 miliar
8. INDIA
a.
Cadangan penyangga:
14 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :
1.236.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
52%
d.
Konsumsi Minyak :
3.727.000 bph
e.
Produksi Minyak :
897.000 bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 1.876 miliar
INDONESIA
a.
Cadangan penyangga:
0 hari impor
b.
Jumlah Penduduk :
251.000.000
c.
Rasio angkatan kerja :
52%
d.
Konsumsi Minyak :
1.623.000 bph
e.
Produksi Minyak :
882.000 bph
f.
Produk Domestik Bruto : USD 868 miliar
Data per 2013 diambil dari BPS,kementrian ESDM,
International Energy Agency, World Bank.
(Reference : Irfan Satryo, Y.H. Murthi . Energi View
2014)
9/4/15
8/22/15
BAHAN GALIAN YANG TERDAPAT PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Bahan galian dijumpai pada batuan sedimen
klastik adalah:
- · Sebagai endapan placer: antara lain pasir besi (termasuk titanium, zirconium), intan, emas, pasir kuarsa, timah putih.
- · Sebagai endapan sedimentasi: antara lain dolostone, batugamping, batugamping bioklastik, diatomite, batupasir, batupasir kuarsa. serpih, batulempung, konglomerate dan breksi, endapan pyroklastik. zeolite
- · Sebagai endapan sedimentasi dengan persyaratan khusus: antara lain batubara, mineral harzt, dengan persyaratan khusus minyak dan gas bumi, aspalt (ingat aspalt buton-butas (singkatan dari buton aspalt)
- · Sebagai endapan kimia dalam bentuk lensa-lensa pada batugamping yaitu mangaan, pyrite, endapan guano pada dasar gua di daerah batugamping.
- · Sebagai endapan hasil proses reduksi : belerang (pada batubara), mineral pyrit pada batubara
- · Sebagai hasil proses evaporasi: gypsum, halit
- · Sebagai hasil rekristalisasi: kalsit pada batugamping nonklastik, kalsit pada rekahan-rekahan batugamping klastik maupun nonklastik, stalaktite dan stalakmite (pada gua batugamping),
10/25/14
BAHAN GALIAN DI DAERAH BATUAN METAMORF
Batuan
metamorf merupakan batuan hasil malihan (metamorphose) dari batuan
lain yang umur geologinya relatif lebih tua. Dengan demikian batuan
metamorf dapat berasal dari:
- Batuan beku
- Batuan sedimen, atau
- Batuan metamorfPada batuan meta sedimen (batuan metamorf yang belum sempurna) sifat-sifat asal batuan seringkali masih dapat dilihat dengan mata telanjang. mIsal mineral phenocryst pada batuan beku masih tampak, atau fosil atau perlapisan pada batuan sedimen masih dapat dikenal.5.1. MENGENAL BATUAN ASALBatuan metamorf merupakan hasil proses metamorfose. Batuan metamorf dapat berasal dari:
- Batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf.
- dengan demikian bahan galian yang pada awal terdapat pada batuan asal dipastikan akan terdapat pada batuan metamorf. Sebagai contoh:
- Apabila pada batuan beku terdapat bahan galian logam dalam bentuk emas, maka pada batuan metamorf juga akan terdapat emas. Perlu diingat mineral logam tidak akan mengalami proses metamorfosa
- Bila dalam batuan sedimen terdapat mineral kuarsa maka pada batuan metamorf akan terdapat mineral kuarsit yang merupakan hasil metamorfose mineral kuarsa
- Bila dalam batuan asalnya banyak didapatkan mineral amphibole maka batuan hasil metamorfosanya akan didapatkan mineral asbes.
- Bila dalam batuan asalnya banyak didapatkan mineral biotit atau muscovite maka pada batuan metamorf yang terbentuk dijumpai mineral phlogopite.
Dengan demikian mengetahui asal mula batuan metamorf adalah sangat penting karena dapat mengetahui jenis bahan galian yang terdapat pada batuan metamorf.- Bahan galian logam tidak akan mengalami metamorfose, namun tetap seperti keadaan semula (bila pada batuan beku yang merupakan asal batuan metamorf) semula ada emas maka pada batuan metamorf-nya juga akan terdapat emas.
- Bahan galian non logam dapat mengalami metamorphose, sebagai contoh antara lain:
- Mineral kuarsa bila terkena proses metamorfose akan membentuk mineral kuarsit
- Mineral biotite maupun mineral muscovite bila terkena proses metamorphose akan membentuk mineral phlogopite
- Mineral kalsit apabila mengalami proses metamorphose akan membentuk mineral onyk
- Mineral lempung apabila mengalami proses metamorphose akan membentuk slate
- Mineral amphibole apabila mengalami proses metamorphose akan membentuk mineral asbes5.2. MACAM METAMORFOSEProses metamorphose merupakan peristiwa alam yang sangat kompleks dan berjalan dalam waktu jutaan tahun. Proses tersebut hingga saat ini belum dapat ditiru oleh manusia dengan lingkup yang luas. Skema terjadinya proses metamorphose dapat digambarkan sebagai berikuBatuan metamorf dapat terbentuk sebagai akibat:
- (1). Metamorfose kontak (thermal), dimana suhu merupakan faktor utama. Sebagai contoh; intrusi batuan beku pada batugamping akan menghasilkan batu pualam (marmer).
Pertanyaannya:Bagaimana anda mengetahui bahwa ditempat itu terdapat intrusi [yang mengakibatkan kontak (thermal) metamorfose ?].Untuk mengetahui hal tersebut perhatikan petunjuk sebagai berikut: - Perhatikan berbagai macam batuan pada peta geologi, apakah ditempat tersebut terdapat batuan beku yang merupakan batuan intrusi ?. Anda harus tahu perbedaan antara bentuk intrusi dan non-conformity
- Peta geologi yang dibuat adalah peta geologi permukaan. Oleh sebab itu ada kemungkinan batuan beku yang dimaksud tidak tersingkap sampai permukaan sehingga tidak tergambarkan dalam peta geologi yang anda baca.
- Dalam hal yang demikian maka satu-satunya metode yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui variasi/tingkat metamorfosenya. Bila tingkat metamorfosenya berbeda-beda antara satu tempat dengan lain tempat pada daerah penyebaran batuan yang masih sama maka dapat dipastikan itu sebagai akibat metamorfose kontak (thermal)
- Sebagai salah satu contoh intrusi batuan beku pada batugamping. Bila tingkatan metamorfosenya berbeda beda (ada batuan marmer dan ada batuan metasedimen dari batugamping) dipastikan itu
- merupakan metamorfose lokal. Kenampakan ini didekati dengan pengamatan petrografi
- Hal yang sama dapat anda ketahui pada batuan slate (batu sabak), pada batuan metamorf sebagai jenis phylit, gneiss, sekis dan sebagainya.
- Metamorfose regional, dimana tekanan (akibat tektonik) memegang peranan penting
Tektonik yang menghasilkan proses metamorfose juga mempunyai penyebaran yang luas. Oleh sebab itu batuan metamorf yang dihasilkan oleh memorfose regional mempunyai tingkatan metamorfose yang sama5.3. BAHAN GALIAN PADA BATUAN METAMORFPada dasarnya bahan galian yang terdapat pada batuan metamorf paling tidak mengikuti pada batuan asalnya. Apabila batuan asalnya merupakan batuan beku yang mengandung logam emas (Au) maka sangat dimungkinkan pada batuan metamorf-nya juga akan mengandung emas. Dengan demikian maka anda tidak perlu heran mengapa pada batuan metamorf dapat ditemukan logam-logam yang semula dianggap hanya terdapat pada batuan beku saja. Beberapa batuan/mineral dapat berubah menjadi mineral yang telah mengalami metamorfose. Komposisi mineralogi relatif tetap, namun sifat fisik dan juga mungkin sifat optiknya akan berubah. Beberapa contoh antara lain:Mineral kalsit yang semula merupakan komposisi batugamping, akan mengalami perubahan sifat fisik dan optiknya menjadi marmer., namun komposisi kimianya tetap
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
TEKNIK DETERMINASI
Siapkan perlengkapan untuk determinasi sebagai berikut: Mikroskop binokuler Tray yang berlubang-lubang kecil dengan dasar h...
-
Pengertian Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah ...
-
Pengertian Bentang alam fluvial merupakan satuan geomorfologi yang erat hubungannya dengan proses fluviatil....