3/1/14

STUDI GEOLOGI TEKNIK



Berat Jenis
            Berat jenis merupakan perbandingan relative antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni air dan bermassa jenis 1gr/1000 kg/ m3. Berat jenis tidak mempunyai satuan satu dimensi.
            Berat jenis mempunyai rumus Bj M.g/v atau w/v dengan satuan n/m3.
Cara kerja pengukuran berat jenis di laboratorium :
Alat dan Bahan :
·         Gelas ukur 1 L,
·         Batu yang dipotong 6x6 berbentuk kubus dan
·          timbangan.
Cara Kerja
·         Sampel Batuan ditimbang dan dicatat beratnya
·         Gelas di isi air 800 mm
·         Sampel batuan dimasukan kedalaam gelas ukur kemudian dicatat setiap perubahan yang terjadi
·         (Berat jenis (massa/ volume)

V.2 Porositas

            Porositas sering dinyatakan dalam persentase, dan porositas selalu mempunyai sifat indeks juga berfokus pada volume dan volume pori total dan tidak mempertimbangkan berat dari suatu benda
13
 N = v/vt x 100     0 ≤ n ≤ 1


= vt= Vv + Vs
= e= n/ 1-n
            Cara kerja pengukuran porositas di laboratorium
·         Mengunakan rumus ø = Vbulk – Vsolid  : Vbulk x 100 %
·         Ww-Wo : V x 100 %
·         Ambil sampel batuan berukuran 6 x 6
·         Panaskan pada shu 1050C selama 24 jam atau keringkan kadar air (kurang dari 1%) kemudian ditibang untuk mendapat Wo
·         Ambil bejanan ukur 1 L, masukan air sampai 250 mililiter
·         Masukan sampel batuan kedalam bejana yagn telah terisi air
·         Ukur perubahan volume untuk mendapat Vo
·         Angkat sampel batuan yang masih basah dan timbang, jangan biarkan air keluar dari pori-pori untuk mendapat nilai Ww

V.3 Profil Tanah
Tanah berasal dari batuan atau zat anorganik yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi butir-butir tanah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
  • Iklim
Unsur iklim yang berpengaruh dalam pembentukan tanah adalah suhu dan curah hujan. Pengaruh suhu terhadap pembentukan tanah dalam dua cara. Pertama, memperbesar penguapan tanah. Kedua, mempercepat reaksi kimia dalam 


tanah. Curah hujan yang relative tinggi dapat mengakibatkan proses pelapukan dan pencucian berlangsung dengan cepat. Sehingga, tanah akan mengalami pelapukan lanjut, yng dicirikan oelh kandungan unsur hara yag rendah.
  • Organisme
Bahan organik pada tanah yang melimpah sangat mempengaruhi jenis dan proses pembentukan tanah. Nitrogen dalam tanah dapat diikat tanah dari udara oleh mikroorganisme yang hidup dalam tanah dan bersimbiosis dengan tanaman. Jenis vegetasi juga akan mempengarui jenis-jenis tanah vegetasi rumput membentuk tanah-tanah hitam karena banyak kandungan bahan organic yang berasal dari akar- akar dan tanah-tanah hutan denagan warna merah. Selain memengaruhi jenis tanah, vegetasi juga dapat mengrangi terjadinya erosi tanah sehingga befungsi membatsi jumlah kehilangan tanah.
  • Bahan induk
Bahan induk tanah sangat memengaruhi jenis dan jumlah tanah yang dihasilka. Tanah yang terdapat di permukan bumi sebagian memperlihatkan sifat-sifat yang sama dengan bahan induknya. Misalnya tanah-tanah berstruktur pasir merupakan akibat dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Selain mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan, susunan kimia dan mineral bahan induk kadang-kadang menentuan jenis vegetasi yang dapat hidup di atasnya.
  • Topografi
Topografi suatu daerah juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan tanah, yaitu dapat mempercepat atau memperlambat pelapukan melalui aliran air.  


Pada daerah datar akan membentuk tanah yang berbeda dengan daerah miring atau belereng terjal.

  • Waktu
Lamanya waktu pembentukan tanah dapat menentukan jenis tanah yang dihasilkan. Bahan induk yang berbeda akan memengaruhi waktu pelapukan batuan.
  • Pelapukan
Pelapukan yang terjadi pada batuan atau sisa-sisa jasad kehidupan pada proses terbentuknya tanah dapat berlangsung secara tiga macam sebagai berikut :
1.      Khemik / kimiawi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh pengaruh bahan kimia yang larut dalam air. Adanya rekasi kimia pada zat yang terkandung dalam air menyebabkan batuan mengalami penghancuran.
2.      Fisik/ Mekanis, yaitu pelapukan yang disebabkan oelh faktor perubahan cuaca yaitu peristiwa pemanansan pad asinag hari dan pendinginan pada malam hari, sehingga lambat laun batuan mengalami penghancuran.
3.      Biologis, yaitu pelapukan yang disebabkan karena adanya tumbuhan yang hidup di atas batuan, misalnya lumut. Batuan yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan mengalami pelapukan, sehingga hancur dan menjadi butir-butir tanah.
 



Profil Tanah Daerah Penelitian
1. Lokasi Pengamatan satu ( Daerah Babaksari 

Hasil pengukuran Profil tanah pada Lp 1 :
Horizon O 1  = 3,15 m
Horizon O2 = 4,60 m
Horizon A1  = 5,70 m
Horizon A2 = 7,9 m
Horizon A3 = 15,95 m
Horizon B1 = 18, 90 m
H= A2
H = A 1
H = o1& 2
Horizon B2 = 28,30 m
                                                              Profil Tanah pada daerah piyungan 
RQD ( Rock Quality Designation)
            Tujuan RQD adalah untuk mengetahui julah rekahan. Dengan rumus yang digunakan :  RQD = Jumlah rekahan > 0,1 m ( 10 cm) / Penjang kemajuan pipa.
            Perhitungan  RQD biasa didapat dari perhiungan langsung dari singkapan batuan yang mengalami ratakan-retakan (Baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar) berdasarkan rumus Hudson.
V.5.1 Pengambilan Sampel Daerah Penelitian
 

    1. Lokasi Pengamatan 1

Lokasi pengamatan 2 
Data Uji Kuat Tekan 



Featured Post

TEKNIK DETERMINASI

Siapkan perlengkapan untuk determinasi sebagai berikut: Mikroskop binokuler Tray yang berlubang-lubang kecil dengan dasar h...