Berat
Jenis
Berat
jenis merupakan perbandingan relative antara massa jenis sebuah zat dengan
massa jenis air murni air dan bermassa jenis 1gr/1000 kg/ m3. Berat
jenis tidak mempunyai satuan satu dimensi.
Berat
jenis mempunyai rumus Bj M.g/v atau w/v dengan satuan n/m3.
Cara kerja pengukuran berat jenis di
laboratorium :
Alat dan Bahan :
·
Gelas ukur 1 L,
·
Batu yang
dipotong 6x6 berbentuk kubus dan
·
timbangan.
Cara Kerja
·
Sampel Batuan
ditimbang dan dicatat beratnya
·
Gelas di isi air
800 mm
·
Sampel batuan
dimasukan kedalaam gelas ukur kemudian dicatat setiap perubahan yang terjadi
·
(Berat jenis
(massa/ volume)
V.2 Porositas
13
|
= vt= Vv + Vs
= e= n/ 1-n
Cara
kerja pengukuran porositas di laboratorium
·
Mengunakan rumus
ø = Vbulk – Vsolid : Vbulk x 100 %
·
Ww-Wo : V x 100
%
·
Ambil sampel
batuan berukuran 6 x 6
·
Panaskan pada
shu 1050C selama 24 jam atau keringkan kadar air (kurang dari 1%)
kemudian ditibang untuk mendapat Wo
·
Ambil bejanan
ukur 1 L, masukan air sampai 250 mililiter
·
Masukan sampel
batuan kedalam bejana yagn telah terisi air
·
Ukur perubahan
volume untuk mendapat Vo
·
Angkat sampel
batuan yang masih basah dan timbang, jangan biarkan air keluar dari pori-pori
untuk mendapat nilai Ww
V.3
Profil Tanah
Tanah berasal dari
batuan atau zat anorganik yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi
butir-butir tanah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
- Iklim
tanah. Curah hujan yang
relative tinggi dapat mengakibatkan proses pelapukan dan pencucian berlangsung
dengan cepat. Sehingga, tanah akan mengalami pelapukan lanjut, yng dicirikan
oelh kandungan unsur hara yag rendah.
Bahan organik pada
tanah yang melimpah sangat mempengaruhi jenis dan proses pembentukan tanah.
Nitrogen dalam tanah dapat diikat tanah dari udara oleh mikroorganisme yang
hidup dalam tanah dan bersimbiosis dengan tanaman. Jenis vegetasi juga akan
mempengarui jenis-jenis tanah vegetasi rumput membentuk tanah-tanah hitam
karena banyak kandungan bahan organic yang berasal dari akar- akar dan
tanah-tanah hutan denagan warna merah. Selain memengaruhi jenis tanah, vegetasi
juga dapat mengrangi terjadinya erosi tanah sehingga befungsi membatsi jumlah
kehilangan tanah.
- Bahan induk
Bahan induk tanah
sangat memengaruhi jenis dan jumlah tanah yang dihasilka. Tanah yang terdapat
di permukan bumi sebagian memperlihatkan sifat-sifat yang sama dengan bahan
induknya. Misalnya tanah-tanah berstruktur pasir merupakan akibat dari bahan
induk yang kandungan pasirnya tinggi. Selain mempengaruhi intensitas tingkat
pelapukan, susunan kimia dan mineral bahan induk kadang-kadang menentuan jenis
vegetasi yang dapat hidup di atasnya.
- Topografi
Pada daerah datar akan
membentuk tanah yang berbeda dengan daerah miring atau belereng terjal.
Lamanya waktu
pembentukan tanah dapat menentukan jenis tanah yang dihasilkan. Bahan induk
yang berbeda akan memengaruhi waktu pelapukan batuan.
- Pelapukan
Pelapukan yang terjadi pada batuan atau
sisa-sisa jasad kehidupan pada proses terbentuknya tanah dapat berlangsung
secara tiga macam sebagai berikut :
1. Khemik
/ kimiawi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh pengaruh bahan kimia yang larut
dalam air. Adanya rekasi kimia pada zat yang terkandung dalam air menyebabkan
batuan mengalami penghancuran.
2. Fisik/
Mekanis, yaitu pelapukan yang disebabkan oelh faktor perubahan cuaca yaitu
peristiwa pemanansan pad asinag hari dan pendinginan pada malam hari, sehingga
lambat laun batuan mengalami penghancuran.
3. Biologis,
yaitu pelapukan yang disebabkan karena adanya tumbuhan yang hidup di atas
batuan, misalnya lumut. Batuan yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan
mengalami pelapukan, sehingga hancur dan menjadi butir-butir tanah.
Profil
Tanah Daerah Penelitian
1. Lokasi Pengamatan satu ( Daerah
Babaksari
Hasil pengukuran Profil tanah pada Lp 1 :
Horizon O 1 =
3,15 m
Horizon O2 = 4,60 m
Horizon A1 =
5,70 m
Horizon A2 = 7,9 m
Horizon A3 = 15,95 m
Horizon B1 = 18, 90 m
H= A2
|
H = A 1
|
H =
o1& 2
|
Profil Tanah pada daerah piyungan
RQD
( Rock Quality Designation)
Tujuan RQD adalah untuk mengetahui
julah rekahan. Dengan rumus yang digunakan :
RQD = Jumlah rekahan > 0,1 m ( 10 cm) / Penjang kemajuan pipa.
Perhitungan RQD biasa didapat dari perhiungan langsung
dari singkapan batuan yang mengalami ratakan-retakan (Baik lapisan batuan maupun
kekar atau sesar) berdasarkan rumus Hudson.
V.5.1 Pengambilan
Sampel Daerah Penelitian
1. Lokasi Pengamatan 1
Lokasi pengamatan 2
Data Uji Kuat Tekan