- PENDAHULUAN
Indonesia dilihat
dari letak geografisnya merupakan daerah yang berpotensial terkena
bencana alam. Sejak
awal tahun 2014, Indonesia sudah mulai
berselimut bencana dan air mata, kabut hitam seolah enggan beranjak
dari bumi
ibu pertiwi.
Harapan dan doa-doa di akhir tahun untuk menyongsong tahun yang lebih
baik oleh penduduk Indonesia, tampaknya mendapat hasil yang sedikit
mengecewakan. Setidaknya, sejak awal tahun 2014, tidak kurang dari
282 bencana terjadi di Indonesia, baik yang berskala regional maupun
nasional, baik yang biasa terjadi maupun yang tidak ladzim terjadi,
seperti hujan es di Bandung.
Menurut
data dari Pusdatinmas BNPB yang bersumber dari Pusdalops BNPB,
sejak awal Januari hingga pertengahan Februari 2014 tercatat 282
bencana. Dimana, hampir setengah dari bencana yang terjadi didominasi
oleh banjir, tercatat ada 108 kejadian bencana banjir, itupun hanya
di bulan Januari. Selain banjir yang merupakan bencana musiman, ada
beberapa bencana alam lainnya yang cukup besar antara lain kebakaran
hutan di Sumatera dan Kalimantan, erupsi Gunung Sinabung di Sumatera
Utara semenjak akhir tahun lalu, dan yang paling hangat adalah erupsi
Gunung Kelud yang terjadi Kamis (13/02).
Menanggapi hal
tersebut, maka diperlukan upaya cepat tanggap pemerintah. upaya cepat
tanggap yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengevakuasi korban
dan memfasilitasi segala kebutuhan korban bencana seperti fasilitas
tenda. Dibutuhkan fasilitas tenda yang nantinya akan digunakan oleh
pengungsi dalam kesehariaanya. Dalam fakta di lapangan, biasanya
suatu tempat pengungsian fasilitas tenda kurang dapat memenuhi
kebutuhan pengguna.
Tujuan dan manfaat
desain solar tent untuk daerah bencana ini merupakan pengembangan
desain dan konsep baru untuk daerah bencana, dengan tujuan utama
untuk dapat lebih memenuhi kebutuhan para pengungsi akan suatu
sarana. Dalam perancangan solar
tent
ini, pendekatan kebutuhan terhadap listrik serta penggunaanya untuk
sarana dengan
listrik ini dapat membantu para pengungsi untuk bertahan hidup di
area isolasi setelah bencana atau membantu tim penyelamat jika tidak
ada listrik di daerah bencana, dan
pendekatan pengguna untuk dapat memberikan kesan baru terhadap sarana
solar tent di daerah bencana, yang dilakukan dengan pendekatan
terhadap kebutuhan material yaitu eco
friendly.
- GAGASAN
Lokasi dan tata
letak tempat-tempat pengungsian dan permukiman untuk orang-orang yang
terpaksa mengungsi akibat bencana harus berada di daerah-daerah yang
risiko bahaya alamnya rendah. Tempat-tempat itu harus dirancang agar
memaksimalkan keamanan dan perlindungan untuk orang-orang yang
kehilangan tempat tinggal, termasuk kaum perempuan dan mereka yang
keamanan fisiknya paling berisiko (misalnya anak-anak, orang-orang
tua, orang-orang cacat, keluarga-keluarga dengan orangtua tunggal,
dan anggota-anggota berbagai kelompok minoritas agama dan etnis atau
para penduduk asli).
Dalam menangapi hal
tersebu maka solar tent dapat dijadi sebagai jawabannya. Solar
Tent
adalah tenda dengan ukuran 6 X 12 m , dengan panel surya di atap
tenda.Tenda ini dapat digunakan sebagai base
camp
atau sebagai tempat untuk memberikan bantuan dan perlindungan bagi
pengungsi selama operasi bantuan bencana. Tenda ini dapat
menghasilkan sekitar 1000 watt elctricity, dengan listrik ini dapat
membantu para pengungsi untuk bertahan hidup di area isolasi setelah
bencana atau membantu tim penyelamat jika tidak ada listrik di daerah
bencana. dengan tenda ini korban bencana dapat bertahan.
Yang
dapat memiliki tenda ini :
- organisasi yang
terlibat dalam penanggulangan bencana
- Tim SAR
- Desa dengan
penduduk sekitar 30 orang harus memiliki 1
Karakteristik:
- Diperlengkapi
dengan panel surya yang ringan , berat sekitar 1,4 Kg sehingga dapat
dipindahkan dengan mudah.
- Panel surya dapat
dilepas dari atap karena menggunakan velcro
yang menghubunggkan tongkat dengan atap.
- tenda memiliki
baterai, sehingga listrik yang tertampung melalui panel surya dapat
digunakan di malam hari.
- karena tenda ini
dapat menghasilkan listrik , masyarakat dapat menggunakan perangkat
tersebut untuk sarana mengisi baterei hp atau sejenisya untuk
berkomunikasi dan dapat beraktivitas dimalam hari, jadi jika tenda
ini terdapat di daerah yang terisolasi, mereka dapat menghubungi tim
penyelamat untuk membantu mereka.
- Tenda ini bisa
muat untuk 30 orang.
Solusi yang pernah ditawarkan
sebelumnya yaitu sebuah tenda pengungsian yang biasa-biasa saja,
sebuah tenda tanpa panel surya dan hanya mengunakan alat penerang
seadanya saja.
Dengan mengunakan panel surya dan
baterei, maka tenda ini dapat menampung energi sebesar 1000 watt yang
nantinya dapat digunakan sebagai listrik dalam menerangi bagian dalam
tenda ataupun bisa menjadi penunjang dalam berkomunikasi dengan alat
bantu elektronik. Tenda pengungsian yang memiliki alat penerang
(lampu), senantiasa membuat pengungsi korban bencana alam merasa
nyaman, apalagi disaat keadaan darurat dengan kondisi daerah yang
sedang terisolasi pada saat itu. Selain mempunyai kelebihan dalam
menyumbangkan listrik dalam keadaan darurat, solar
tent juga mempunyai
kelemahan,yaitu jika cuaca mendung atau hujan maka sinar matahari
tidak dapat menembus atmosfer sehingga panel surya tidak dapat
menyerap energi matahari dan baterei penggisian energipun pada saat
itu kosong.
Adapun pihak-pihak yang
dipertimbangkan dapat membantu dalam pengimplementasikan program ini
yaitu :
1) Pemerintah Kabupaten Setempat
(Tempat Kejadian Bencana)
Dengan dukungan dari pemerintah
setempat, maka pengadaan dan pengunaan Solar
tent sebagai prasarana
darurat didaerah bencana dapat terlaksana, dan juga diharapkan
permerintah setempat dapat menghasilkan rencana yang sinergis antara
perencanaan, penggangaran, pelaksanaan dan pengawasan operasional
dalam pengadaan dan pengunaan dari solar tent itu sendiri.
2)
BPPT ( Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi )
Sebagai
Pengrealisasian pengadaan dari solar
tent.
Langkah-langkah
strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan
sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai :
Tahap Operasi
:
Kegiatan operasi
dimaksudkan segala upaya tindakan penanggulangan bencana dan atau
penanganan pengungsi sebagai upaya untuk penyelamatan jiwa manusia
dan pengurangan kerugian harta benda dan memperkecil dampak yang
diakibatkan oleh adanya bencana dan atau penanganan pengungsi baik
pada tahap sebelum terjadi bencana, dan saat pada saat terjadinya
bencana.
Sebelum terjadi
Bencana :
- Membuat peta rawan bencana dan menginformasikannya kepada pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan.
- Menyiapkan peralatan dalam pengadaan solar tent seperti, tenda militer, baterei penampung energi (Aki) dan panel surya, disuatu desa atau daerah yang pasti akan terkena bencana.
- Menyusun potensi Satuan Hansip/Linmas dan Satgas PBP di wilayah.
- Menetapkan daerah alternativ pengungsian korban bercana.
- Menyusun program PBP, antara lain pendidikan dan pelatihan, Geladi Posko dan Geladi Lapang PBP, serta Prosedur Tetap PBP sesuai kondisi wilayah.
- Menetapkan anggaran PBP dalam APBD.
Pada saat terjadi
Bencana :
- Walikota daerah setempat menyampaikan pernyataan tentang terjadinya bencana dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Kota Blitar.
- Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan PBP yaitu mengadakan rapat
koordinasi dan
konsolidasi Satlak PBP, mengirimkan Tim Reaksi Cepat/ Satuan Tugas
Tanggap Darurat ke daerah bencana sertamenyiapkan Satgas PBP.
- Mengirimkan bantuan Satgas PBP ke daerah bencana untuk memperkuat
Unit Tanggap
DaruratKecamatan dan Kelurahan.
- Memberikan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan, antara lain
penyediaan tempat
penampungan sementara korban bencana (Solar
Tent),
bantuan tenaga medis/ paramedic, obat-obatan, pakaian dan bahan
makanan serta melakukan penilaian kerusakan dan kebutuhan secara
cepat (rapid
assessment).
- Melaporkan kejadian bencana dan penanggulangannya kepada Gubernur.
Tahap
Permintaan, Penerimaan Dan Penyaluran Bantuan.
- Pemerintah Kota setempat / Satlak PBP Kota dapat mengajukan permintaan bantuan kepada Provinsi atau Pemerintah Pusat maupun lembaga lain. Satlak PBP Kota dapat meminta bantuan kepada satuan TNI dan POLRI untuk penanganan tanggap darurat.
- Penerimaan bantuan luar negeri tidak boleh merugikan kepentingan negara, masyarakat.
- Penyaluran bantuan mengacu dan berpedoman pada pra kebutuhan bantuan di daerah bencana kebutuhan yang telah dipersiapkan.
- Kerja sama antar lembaga dapat dilakukan dalam bidang teknologi, pendidikan dan pelatihan, pendanaan, peralatan, pengadaan logistik, personil, bantuan kemanusiaan dan atau bantuan lainya baik yang bersifat sukarela maupun atas permintaan.
Tahap
Koordinasi Dan Pengendalian
Koordinasi
- Komando dan pengendalian dilakukan oleh Walikota setempat selaku Ketua Satlak PBP di kota itu.
- Walikota selaku Ketua Satlak PBP melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi penanggulangan bencana dan atau penanganan pengungsi.
Pengendalian
- Pelaksanaan pengendalian penanggulangan pada saat terjadi bencana, Pos Komando ditempatkan dicRuspusdalops PBP.
- Untuk efektifitas pelaksanaan operasi, Pos Komando dapat dibentuk Posko Bergerak PBP
Tahap
Pembiayaan
- Biaya yang dikeluarkan atas pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi dibebankan kepada APBD Kota setempat, dan atau APBD Propinsi, dan APBN sesuai dengan skala bencana.
- Dalam rangka meringankan beban penderitaan korban bencana dan pengungsian dapat menerima bantuan yang berasal dari swadaya masyarakat, bantuan luar negeri maupun sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
Dan
yang terkahir ialah Tahap
Monitoring dan Evaluasi
Oleh karena
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi berkaitan langsung
dengan keselamatan jiwa seseorang, kelompok dan masyarakat, maka
operasi kegiatan harus dilakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring
dan evaluasi diperlukan guna mempelajari perencanaan yang dibuat,
memantau pelaksanaan di lapangan serta menilai hasil akhir, sehingga
berhasil dalam menjaga dan mempertahankan hidup dan kehidupan.
Gagasan yang
diajukan merupakan sebuah metode terapan dalam penagulangan saat
terjadi bencana disuatu daerah , dengan mengunakan
Solar Tent
yang dirancang dengan kombinasi antara tenda militer dengan panel
surya, yang nantinya akan membuat tenda pengungisan mempunyai listrik
untuk penerangan disaat daerah tersebut terisolasi. Untuk
mengimplementasikan gagasan ini sehingga tujuan atau perbaikan yang
diharapkan dapat tercapai adapun Langkah-langkah strategis yang harus
dilakukan yaitu : tahap operasi, tahap permintaan, penerimaan,
penyaluran bantuan, tahap koordinasi dan pengendalian, Tahap
Pembiayaan Dan yang terkahir ialah Tahap Monitoring dan Evaluasi.
Dan manfaat dari
Solar Tent ini yaitu :
- membuat pengungsi korban bencana alam merasa nyaman, apalagi disaat
keadaan darurat
dengan kondisi daerah yang sedang terisolasi pada saat itu
- Pengungsi dapat beraktivitas di malam hari (di dalam tenda)
- Tenda ini dapat menghasilkan sekitar 1000 watt elctricity , dengan listrik itu dapat membantu para pengungsi untuk bertahan hidup di area isolasi setelah bencana atau membantu tim penyelamat jika tidak ada listrik di daerah bencana.
- Energi sebesar 1000 watt yang nantinya dapat digunakan sebagai listrik dalam menerangi bagian dalam tenda ataupun bisa menjadi penunjang dalam berkomunikasi dengan alat bantu elektronik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2006.IASC
Natural Disaster Guidelines Brookings.
Washington, DC.
Anonim. 2007.
Pengenalan karakteistik bencana dan upaya mitigasinya di
Indoesia,
ediai II, Pelaksana Harian BAKORNAS PB, Jakarta Pusat, 98.
Mulyaningsih S.
2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Panduan. Yogyakarta.
www.
Kompassiana.com (2014, Indonesia Siaga Bencana Sejak Awal Tahun)
www.
Mdmc.or.id(Respon Bencana)
www.Beritagar.com
(Pengungsi Sinabung Meningkat)