3/1/14

BENTANG ALAM VULKANIK


Pengertian
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone).
Dalam kaitannya dengan bentang alam, gunungapi mempunyai beberapa pengertian antara lain : Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan material/rempah gunungapi dan Merupakan tempat munculnya material vulkanik lepas sebagai hasil aktivitas magma di dalam bumi (vulkanisme).
Berdasarkan proses terjadinya ada tiga macam vulkanisme, yaitu:
1.      Vulkanisme Letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk gunungapi yang tinggi dan terjal.
2.     
Vulkanisme Lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah dan berbentuk perisai, misalnya Dieng, Hawai.

Vulkanisme Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunungapi strato, misalnya Gunung Merapi dan Merbabu



Faktor-Faktor Pembentuk Bentang Alam Vulkanik
            Gunung api terbentuk dari hasil tumbukan antar lempeng samudera dan benua atau antara lempeng samudera dan samudera. Masa jenis lempeng samudera lebih kecil dari masa jenis lempeng benua, jika tumbukan antara lempeng benua dan samudera terjadi, maka lempeng samudera akan menunjam dibawah lempeng benua. Lempeng samudera yang menunjam akan meleleh pada lapisan astenosefer. yang hasil lelehan (magma) akan naik kepermukaan melalui rekahan ,sampai di permukaan bumi dan membentuk gunung api.
            Adapaun Faktor yang mempengaruhi bentuk gunungapi dan proses vulkanisme antara lain :
·         Sifat magma
·         tekanan (berhubungan dengan jumlah kandungan gas)
 

·         kedalaman dapur magma
·         faktor eksternal (iklim, suhu)
V.3. Macam-Macam Bentuk Lahan Vulkanik
Bentang alam vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam dengan dasar klasifikasi kenampakan visual morfologinya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam vulkanik berdasarkan bentuk morfologinya. Klasifikasi tersebut dapat diuraikan menjadi :
1.      Bentuk Timbulan (Morfologi Positif) / Kubah Vulkanik
Merupakan morfologi gunungapi yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Morfologi ini dibedakan atas dasar asal kejadiannya menjadi :
a.       Kerucut Semburan
·         Kerucut Semburan Utama
Merupakan morfologi kerucut semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat kental/andesitic
·         Kerucut Parasit (Parasitic Cone)
Merupakan morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi yang berada pada lereng gunungapi yang lebih besar.
·         Kerucut Sinder (Cinder Cone)
Merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki gunungapi, berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.
b.      Kubah Lava (Lava Dome)


Merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk oleh magma yang sangat kental, biasanya dacite/rhyolite. Kubah terdiri dari satu atau lebih aliran lava individu.
a.       Gunungapi Tameng/Perisai
Merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua arah dala jumlah besar dari suatu kawah besar/kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis. Sehingga bentuk gunung yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya.
Sifat magmanya basa dengan kekentalan rendah dan kurang mengandung gas. Karena itulah erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusif/meleleh. Akibatnya lerengnya landai (20 – 100) tingginya tidak seberapa dibanding diameternya, dan permukaan lereng yang halus. Contohnya adalah gunungapi di Hawaii (Mauna Loa, Kilauea).
b.      Dataran Vulkanik
Secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi yang tidak mencolok. Macam-macam dataran vulkanik diantaranya adalah dataran basal, plato basal dan dataran kaki vulkan.
c.       Vulkan Semu

Vulkan semu adalah morfologi mirip kerucut gunungapi, bahan pembentuknya berasal dari vulkan yang berdekatan. Dapat pula terbentuk oleh erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang sudah lama tidak menunjukkan kegiatannya (mati). Morfologi ini kemungkinan dihasilkan oleh suatu sistem patahan mayor yang melintasi gunungapi aktif dan mampu mengangkat massa yang besar. Morfologi vulkan semu ini sering disebut Gunung Gendol. Gunung Gendol adalah bukit kecil di daerah muntilan , Jawa Tengah pada dataran kaki vulkan G. Merapi.



Vulkan semu jenis lain adalah lajuran vulkanik (volcanic neck), yaitu morfologi yang terbentuk bila suatu kubah vulkanik tererosi sehingga tinggal berbentuk lajuran. Biasanya, di sekitar vulkanik tersebut sering dijumpai retas yang memanjang
1.      Depresi Vulkanik (Morfologi Negatif)
a.       Danau Vulkanik
Danau vulkanik yaitu depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau
b.      Kawah
Yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan. Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan. Sedang berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah kepundan dan kawah samping (kawah parasiter). Pengisian kawah oleh airhujan akan menyebabkan terbentuknya danaukawah. Dan letusan pada gunungapi yang mempunyai danaukawah akan menyebabkan terjadinya lahar letusan yang bersuhu tinggi.
c.       Kaldera
Yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek vulkan, dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering muncul gunungapi baru. Menurut H. William (1947), berdasarkan proses yang membentuknya kaldera dibedakan menjadi :
·         Kaldera letusan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan mnyemburkan massa batuan dalam massa yang sangat besar. Kaldera Bandai-san di Jepang dan Tarawera di New Zealand termasuk dalam jenis ini.
 
·         Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan yang berjalan cepat yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan runtuhnya bagian atas dapur magma, dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak gunungapi. Hampir kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini, contoh kaldera Krakatau, di Indonesia dan Crater Lake di Oregon, Amerika.


Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga daerah kalderah tersebut semakin luas. Gejala seperti ini banyak ditemukan di gunungapi Jepang


Featured Post

TEKNIK DETERMINASI

Siapkan perlengkapan untuk determinasi sebagai berikut: Mikroskop binokuler Tray yang berlubang-lubang kecil dengan dasar h...