Pengertian
Bentang alam vulkanik
adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh proses
vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam vulkanik
selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api biasanya
dijumpai di depan zona penunjaman (subduction
zone).
Dalam kaitannya dengan
bentang alam, gunungapi mempunyai beberapa pengertian antara lain : Merupakan
bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan material/rempah
gunungapi dan Merupakan tempat munculnya material vulkanik lepas sebagai hasil
aktivitas magma di dalam bumi (vulkanisme).
Berdasarkan proses terjadinya ada tiga
macam vulkanisme, yaitu:
1.
Vulkanisme Letusan, dikontrol oleh magma
yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat.
Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk
gunungapi yang tinggi dan terjal.
2.
|
Vulkanisme Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunungapi strato, misalnya Gunung Merapi dan Merbabu
Faktor-Faktor
Pembentuk Bentang Alam Vulkanik
Gunung
api terbentuk dari hasil tumbukan antar lempeng samudera dan benua atau antara lempeng
samudera dan samudera. Masa jenis lempeng samudera lebih kecil dari masa jenis
lempeng benua, jika tumbukan antara lempeng benua dan samudera terjadi, maka
lempeng samudera akan menunjam dibawah lempeng benua. Lempeng samudera yang
menunjam akan meleleh pada lapisan astenosefer. yang hasil lelehan (magma) akan
naik kepermukaan melalui rekahan ,sampai di permukaan bumi dan membentuk gunung
api.
Adapaun Faktor yang mempengaruhi
bentuk gunungapi dan proses vulkanisme antara lain :
·
Sifat magma
·
tekanan (berhubungan dengan jumlah
kandungan gas)
·
kedalaman dapur magma
·
faktor eksternal (iklim, suhu)
V.3.
Macam-Macam Bentuk Lahan Vulkanik
Bentang alam vulkanik
dibedakan menjadi beberapa macam dengan dasar klasifikasi kenampakan visual
morfologinya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi
bentang alam vulkanik berdasarkan bentuk morfologinya. Klasifikasi tersebut
dapat diuraikan menjadi :
1.
Bentuk Timbulan (Morfologi Positif) /
Kubah Vulkanik
Merupakan
morfologi gunungapi yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Morfologi ini
dibedakan atas dasar asal kejadiannya menjadi :
a. Kerucut
Semburan
·
Kerucut Semburan Utama
Merupakan morfologi kerucut
semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat kental/andesitic
·
Kerucut Parasit (Parasitic Cone)
Merupakan
morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi yang berada pada lereng
gunungapi yang lebih besar.
·
Kerucut Sinder (Cinder Cone)
Merupakan
morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki gunungapi,
berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.
b. Kubah
Lava (Lava Dome)
Merupakan
morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk oleh magma yang sangat
kental, biasanya dacite/rhyolite. Kubah terdiri dari satu atau
lebih aliran lava individu.
a. Gunungapi
Tameng/Perisai
Merupakan
morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu
magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua arah dala jumlah besar dari
suatu kawah besar/kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis.
Sehingga bentuk gunung yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas
dibandingkan dengan tingginya.
Sifat
magmanya basa dengan kekentalan rendah dan kurang mengandung gas. Karena itulah
erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusif/meleleh. Akibatnya
lerengnya landai (20 – 100) tingginya tidak seberapa dibanding diameternya, dan
permukaan lereng yang halus. Contohnya adalah gunungapi di Hawaii (Mauna Loa,
Kilauea).
b. Dataran
Vulkanik
Secara relatif, dataran vulkanik
dicirikan oleh puncak topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi yang
tidak mencolok. Macam-macam dataran vulkanik diantaranya adalah dataran basal,
plato basal dan dataran kaki vulkan.
c. Vulkan
Semu
Vulkan semu adalah morfologi mirip
kerucut gunungapi, bahan pembentuknya berasal dari vulkan yang berdekatan.
Dapat pula terbentuk oleh erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang sudah lama
tidak menunjukkan kegiatannya (mati). Morfologi ini kemungkinan dihasilkan oleh
suatu sistem patahan mayor yang melintasi gunungapi aktif dan mampu mengangkat
massa yang besar. Morfologi vulkan semu ini sering disebut Gunung Gendol.
Gunung Gendol adalah bukit kecil di daerah muntilan , Jawa Tengah pada dataran
kaki vulkan G. Merapi.
Vulkan semu jenis lain adalah lajuran vulkanik (volcanic neck), yaitu morfologi yang terbentuk bila suatu kubah vulkanik tererosi sehingga tinggal berbentuk lajuran. Biasanya, di sekitar vulkanik tersebut sering dijumpai retas yang memanjang
1.
Depresi Vulkanik (Morfologi Negatif)
a. Danau
Vulkanik
Danau vulkanik yaitu depresi
vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau
b. Kawah
Yaitu depresi vulkanik yang
terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh
apapun selain material hasil letusan. Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah
letusan dan kawah runtuhan. Sedang berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan
dikelompokkan kawah kepundan dan kawah samping (kawah parasiter). Pengisian
kawah oleh airhujan akan menyebabkan terbentuknya danaukawah. Dan letusan pada
gunungapi yang mempunyai danaukawah akan menyebabkan terjadinya lahar letusan
yang bersuhu tinggi.
c. Kaldera
Yaitu depresi vulkanik yang
terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada
komplek vulkan, dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering muncul
gunungapi baru. Menurut H. William (1947), berdasarkan proses yang membentuknya
kaldera dibedakan menjadi :
·
Kaldera letusan, yaitu kaldera yang
disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat kuat yang menghancurkan bagian
puncak kerucut dan mnyemburkan massa batuan dalam massa yang sangat besar.
Kaldera Bandai-san di Jepang dan Tarawera di New Zealand termasuk dalam jenis
ini.
·
Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang
disebabkan oleh letusan yang berjalan cepat yang memuntahkan batuapung dalam
jumlah banyak, sehingga menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan
permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan runtuhnya bagian atas dapur
magma, dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak gunungapi. Hampir
kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini, contoh kaldera Krakatau, di
Indonesia dan Crater Lake di Oregon,
Amerika.
Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga daerah kalderah tersebut semakin luas. Gejala seperti ini banyak ditemukan di gunungapi Jepang