Beberapa
cara pemisahan awal fosil dari mineral “pengotor” yang terdapat dalam washed
residu dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
- Cara pertama: washed residu dipanaskan hingga kering,
dan segera ditempatkan pada tabung reaksi, dituangkan air yang bersih.
Karena fosil Foraminifera umumnya berongga, maka fosil akan mengapung
dan mineral yang relatif berat akan mengendap. Segera tuangkan kumpulan
fosil pada sebuah tray yang
sudah disediakan dan keringkan, untuk selanjutnya siap untuk diditerminasi.
- Cara kedua:
metode manual, yaitu dengan
model teknik picking, mempergunakan
jarum dan tray dan mikroskop.
Cara ini dianjurkan apabila jumlah mineral atau fosil yang didapatkan
relatif sedikit. Apabila fosilnya yang sedikit, fosilnya yang diambil,
bila mineralnya yang sedikit, mineralnya yang diambil. Tujuannya untuk
mendapatkan kumpulan fosil yang “bersih” dari kontaminan. Cara
pengambilannya dilakukan dengan jarum preparat yang ujungnya dibasahi air.
- Cara ketiga: washed residu dimasukkan kedalam
tabung reaksi, dan padanya dituangkan larutan CCl4 (Carbon
tetrachloride, berat jenis 1,59). Fosil yang bersifat calcareous akan mengapung,
sementara mineral kuarsa, kalsit dan mineral lainnya akan tenggelam. CCl4
mudah menguap dan bersifat agak toksik. Uap tersebut apabila terhirup
oleh manusia dapat mengganggu kesehatan. Sebagai penggantinya dapat
dipergunakan CCl2 (tetrachlorethene, atau perchlorethylene,
berat jenis 1,62) bersifat tidak toksik.
- Cara keempat:
dengan membuat campuran 10 bagian bromoform (tribromomethane, CHBr3,
berat jenis 2,89) dicampur dengan 4 bagian acetone (berat jenis 0,792 )
sehingga didapatkan cairan dengan berat jenis 2,2, terbukti lebih baik,
dan dapat memisahkan fosil dengan mineral lain, relatif lebih sempurna.
- Cara
kelima: seperti yang dianjurkan
Danish Geological Survey, mempergunakan campuran bromoform 65 bagian
dicampur dengan alcohol 35 bagian, dapat diperoleh larutan dengan berat jenis
2,0 yang mampu mengapungkan dengan sempurna fosil Foraminifera. Perlu dicatat harga bromoform kurang lebih 10
kali lebih mahal dibandingkan harga dengan CCl4
|
Semua model pemisahan awal tersebut dapat
dilakukan tergantung kesiapan laboratorium. Fosil yang sudah dipisahkan untuk
selanjutnya diproses dan dimanfaatkan lebih lanjut sesuai dengan kepentingan
analisa paleontology. Untuk melakukan
identifikasi fosil dipergunakan mikroskope binokuler, sedang untuk memotret
fosil sekaligus memperbesar lapang pandang (kenampakan fosil) dipergunakan
Scanning Eleetrone Microscope (SEM)
Catatan
Untuk
penelitian Foraminifera yang masih
hidup (life Foraminifera) yang
berhasil ditangkap di laut lepas dengan plankton
net atau diambil dari dasar laut, dapat dilakukan treatment sebagai berikut:
1.Pisahkan
dan tempatkan test Foraminifera
dalam tabung reaksi yang berisi air laut bersih. Tambahkan formalin untuk
mengawetkan protoplasma dan teteskan larutan Rose Bengal (C2OH2O5T4Cl4Na2)
untuk staining (memberi warna). Foraminifera
yang hidup akan tampak berwarna oranye, sedang Foraminifera yang semula
telah mati, akan tampak tidak berwarna.
2.
Staining dapat dilakukan juga
dengan memanfaatkan larutan Sudan Black B, yang mampu memberikan warna biru
gelap.
|
No comments:
Post a Comment