Sejarah geologi
daerah ini mengalami pengangkatan
yang menyebabkan erosi pada kisaran umur Oligosen Awal – Tengah.
Kemudian terjadi sedimentasi pada umur Oligosen Akhir – Miosen
Awal, yaitu formasi Kebo-Butak. Litologi penyusun formasi ini di
bagian bawah berupa batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung,
serpih, tuf dan aglomerat. Bagian atasnya berupa perselingan
batupasir dan batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di
bagian tengahnya dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di bagian
atasnya dijumpai breksi andesit. Lingkungan pengendapannya adalah
laut terbuka yang dipengaruhi oleh arus turbid, pada akhir
pembantukan formasi ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas gunungapi.
Pada
Kala Miosen Awal (N6
– N7)
terjadi peningkatan aktivitas gunungapi yang ditandai dengan adanya
piroklastik yang cukup luas. Endapan piroklastik menyusun satuan tuf
Semilir. Satuan ini terendapakan dengan mekanisme endapan jatuhan
piroklastik. Endapan hasil erupsi gunungapi tersebut terendapkan pada
lingkungan laut dangkal. Aktivitas gunungapi memuncak pada Kala
Miosen Awal (N7).
Pada kala ini terjadi letusan besar yang bersifat destruktif,
membentuk sistem kaldera. Letusan tersebut bersifat eksplosif dan
menghasilkan material gunungapi berupa pumis yang membentuk satuan
breksi pumis Semilir.