7/25/14
GAPURA CANDI BOKO SEBAGAI BANGUNAN ASTRONOMI DALAM PENGAMATAN MUSIM PADA ABAD KE 9
Artikel ini merupakan hasil dari lomba sciencetec project, yang dibuat oleh pak Alm. Siwi Sanjoto ,saya (Marchel monoarfa) , Muhammad.yasin & Rifki Prayudi, walaupun hanya mendapat juara 3. Kalau menurut saya sih pantas dapat juara 3 soalnya kami mendesain gambarnya jelek + kepepet, tapi isi dari penelitian kami membuat mata juri hampir tdk berkedip dan terpaku + hampir tdk percaya dengan fakta yang kami temukan mengenai gapura candi boko ini.+ juga berhasil lolos PKM AI oleh DIKTI.
Saya hanya akan memaparkan inti dari penelitian ini.
Ket : ABCDE : Puncak atap gapura timur Atap C
Belum / Tidak dipugar, FGHIJ Puncak atap gapura barat Pintu F dan J serta
atap H : Belum/ tidak dipugar. Gambar diatas merupakan gamabar perspektif
gapura timur dan barat. Kedua gapura sejajar dan panjang bangunan mengarah
tepat kearah selatan ke utara
Saya hanya akan memaparkan inti dari penelitian ini.
Coba kalian perhatika mataharinya kok posisinya bsa pas dtngh gapura |
dan berlahan akan menyambar ke sisi gapura berikutnya dan setiap musim-musim tertentu sinar matahari akan menyinari secara khusus bagian-bagian gapuranya, semuanya itu tidak buat secara kebetulan oleh pendiri candi boko tapi ada maksudnya |
Pada masa purba sebelum manusia megembangkan teknologi
telah banyak bangunan purbakala di berbagai tempat atau Negara yang terbukti
dapat digunakan sebagai pengamat datangnya musim. (Hartman, 1971. Astronomy The Cosmic Journey). Sebuah bangunan batu
stonehenge di Wilshire England yang dibangun sekitar tahun 2500 sebelum masehi
dapat digunakan menetukan secara tepat datangnya musim semi ( 21 maret) dengan
melihat kedudukan matahari terbit melalui celah. Dan bangunan-bangunan lain
yang mempunyai fungsi yang sama seperti Stonehenge seperti candi Amon-Re di
mesir yang dibangun sekitar 1.400 sebelum masehi, candi Angkor wat, di Kamboja
pada abad ke 12, Tihuanaco di Bolivia pada abad ke 4- 8, Caracol di Yucatan
pada abad ke 11, Casa Grande, di Arizona pada abad ke 14, Cuzco Peru pada abad
ke 16 dan masih banyak lagi yang diantaranya kami yakini salah satunya adalah Gapura candi Boko di tanah Jawa.
Berdasarkan fakta yang ada kami dapat merumuskan
masalah bahwa Gapura Candi Boko dapat digunakan sebagai observasi astronomi dalam
menentukan musim pada abad ke 9.
TUJUAN
1. Membuktikan
Bahwa Candi Boko bukan hanya sekedar bangunan
candi biasa yang dibangun pada saat itu, tapi mempunyai fungsi dalam
mengamati musim pada abad ke 9 di JATENG.
2.
Menghapus
tahayul mistis yang berkembang di tengah masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Candi
Boko terletak di atas sebuah bukit di desa Bokoharjo, Kecamatan Piyungan,
Kabupaten Bantul,
Propinsi Daerah Istimewah Yogyakarta, sekitar 3 kilometer
selatan Candi Prambanan.
Dari
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan, terbukti gapura tersebut dapat
digunakan sebagai
bangunan astronomi pengamat musim. Dengan melihat kedudukan
matahari menjelang terbenam
pada ujung atap dan pintu dibawahnya, dapat
ditentukan saat-saat yang tepat sehubungan dengan
musim hujan atau kemarau yang
bertepatan dengan saat bercocok tanam atau berhubungan dengan
ritus tertentu. Perlu
diketahui, bahwa candi Boko yang dibangun pada abad ke 9 masyarakatnya
belum
mengenal penunjuk waktu seperti kalender masa kini.
Hasil
pengamatan dan pengukuran adalah dengan sebuah teodolit adalah sebagai berikut
:
Rencanya gmabr desain ini akn dipercantik sesuai permintaan |
Pada tanggal 22
desember penengamat disebelah timur gapura timur akan melihat saat mathari
terbenam tepat pada ujung atap A pintu paling selatan. Selanjutnya kedudukan
matahaari terlihat bergeser ke utara tampak saat terbenam melalui atab B pada
21 januari , atap C 21 maret, atap D 22 mei, atap E 21 Juni.
JIka
gapura bagian barat telah dipugar sama seperti gapura bagian timur, maka
ujung-ujung atap gaura bagian barat (F,G,H,I,J) aka tampak di tengah
pintuh-pintu gapura timur. Ujung atap F (paling utara) gapura barat terletak
pada 7,50 dibawaah ujung atap E gapura timur. Hal ini berarti jika
kedudukan matahari tamapak tepat di uung atap F, maka akan berada tepat di
titik barat pad garis horizon karena letak georafis Candi Boko kurang lebih 7, 50
lintang selatan.
Dengan mengamati kedudukan matahari
pada saat terenam tampak tepat pada puncak-puncak atap gapura timur (A,B,C,D,E)
sewaktu bergeser dari utara ke selatan kembali melalui atap gapura F,G,H,I,J
akan dapat ditentukan saat datang dan berakhirnya musim hujan maupun kemarau,
pada gambar diatas, musim kemarau berada disebelah kanan, dan musim hujan pada
bagian kiri.
Tanggal-tanggal yang tertera pada
bagan diatas didasarkan atas :
1.
Perbandingan
jarak ujung-ujung atap pintu gapura
2.
Bahwa pergeseran
kedudukan matahari pada titik balik selatan ke utara atau sebaliknya memerlukan
waktu 6 bulan.
Jika garis L
ditarik melalui titik tengah pintu gapura timur, garis k dan L mneyudut 23 ½0
terhadap garis tengah L. Titik pertemuan garis-garis K,L dan M adalah titik
tempat pengamat musim. Dari titik pengamat, pada saat kedudukan matahari
terbenam terlihat:
- Tepat pada ujung
atap A ( gapura timur) adalah pada tanggal 22 desember ( Titik balik selatan
matahari)
- Tepat pada ujung
atap C (Gapura timur) dan ujung atap G ( Gapura Barat) adalah tanggal 23
september atau tanggal 21 maret (Tepat matahri terbit di timur atau terbenam di
barat).
- Tepat pada ujung
atap E ( Gapura timur) adalah pada tanggal 22 juni (Titik balik utara
matahari).
Dan letak gapura baat 60 lebih rendah
daripada letak gapura timur, hal tersebut sesuai dengan letak geografis
prambanan sekitar 60 lintang selatan.
KESIMPULAN
Melalui
hasil pengukuran dan interpretasi tak diragukan lagi bahwa gapura candi Boko
adalah bangunan astronomis seperti Stonehenge, candi Angkor Wat, Kuil Grande,
kuil Amon-Re dan lain-lain, yang membantu masyarakat pada zaman atau abad itu
untuk mengamati musim dan penangalan hari.
Dalam
penelitian ini masih terus dikembangkan karena untuk membuktikan kearah yang
kuat tentang hal-hal tersebut tidak cukup hanya dengan satu bukti saja, tapi
harus ada bukti-bukti lain yang
diperlukan dalam menunjang keakuratan data penelitian tersebut seperti data
arkeologi dan astronomi
TONALITE
Type Intrusive
igneous rock
Chemistry :
Intermediet
Compenents
Essentials :
plagioclase (Oligoclase or andesine), quartz (in amounts > 10
percent, i.e. excluding it from the family of granitic rocks),
hornblade, biotite. Accessories
: orthoclase, apatite, titanite, magnetite, ilmenite,zircon.
Accidentals
: allanite, clinopyroxene.
Appearance
: medium-gray rocks with frequent dark inclusions; massive structure,
sometime with fluidal areas; hypidiomorphic granular texture with
local transformations to porphyry, due in particular to xenomorphic
hornblade and biotite. Frequent mafic differentiation, less frequent
felsic differentiation.
Occurrence
: The type locality is Monte Tonale in the Adamello complex of the
Tyrol. It contains prevalent euhedral plagioclase, easily
identifiable in thin section (Specialy to microscope photo,you can
see) because it is zoned and twinned;with either euhedral or anhedral
amphibole with interference colors tending to brown-green due to
masking by the actual color ; large sheets of green biotite and light
colore interstitial quartz. All these minerals have a hint of
alteration identifiable by the presence of pleats filled with
fine-grained minerals. The quartziferous diorite of the val mazino
(Italy) and the val Bregaglia (Canton des Grizons, Switzerland) is
slightly oriented; it is known locally as ‘’serizzo’’ and
contains only orthoclase in the groundmass. This rock, which is
considerably darker and has a coarser grain size than the
above-describe tonalite, contains numberous light and dark colored
areas, because it is markedly hybrid in origin. In thin section
plagioclase has dense polysynthetic twining oriented more or less
like the biotite with interference colors tending toward green:
Amphibole has interference colors tending toward yellow: and anhedra
epidote has vivid interfrerence colors tanding toward red, violet and
orange. In the same pluton there is transition, by enrichment in
large crystals (up to 10 cm ; 4 in) of orthoclase, to a variety which
has an overall granodioritic composition in a dark, biotitic
groundmass in which the large orthoclase crystals are conspicuous.
Quartziferous diorites and tonalities are very common in the great
batholith of the sierra Nevada in southern California and the Cascade
Range in Oregon (USA) and British Columbia (Canada). They are also
found in the Caledonia in-trusives of Scotland, especially al loch
Awe and in Galloway. In Norway they occur with quartz-rich and rather
leucocratic varieties (trondhjemites).
Uses
: A building material, both in the natural state and as polised
slabs, sometimes also used to build steps, because of its rigidity.
Many mineral deposits, especially of pyrite and copper, are
genetically associated with tonalities and quartz-bearing diorites.
Geotectonic
Environment
: in granotype-type well defined batholiths and plutons, in which it
often forms an igneus core developed during early differentiation. It
is found in large masses that have been interpreted to be the result
of anatectic remelting at great depths, in veins formed during a
stage of compression and in environment with abundant water. As a
result it has the same petrological significance as andesite but has
remained at depth, crystallizing under plutonic condition and
evolving chemically ia a felsic sense. Quartz bering diorites are
virtually identical varieties from a chemical view point bu contain
no hornblade; some of these are considered to have been derived from
gabbro as a result of hybridization with granitic fluids. The term
quartz bearing or quartziferous diorite is often used to indicate all
rock of this type. The latest international agreements have given
preference to the term ‘’ tonalite’’ in order to avoid too
many attributive forms.
ALKALINE FELDSPAR SYENITE
ALKALINE
FELDSPAR SYENITE
Type
: Intrusive igneous rock
Chemistry
: Intermediate felsic
Components
: Essentials ; perthitic potassic feldspar. Accessories : quartz,
plagioclase (albite), olivine, acmite-angite pyroxene, titanite,
allanite, pyrrhotite, magnetite, ilmenite. Accidentals :
anorthoclase, nepheline.
Appearance
; pale to dark gray in color , with bluish high lights;
hypidiomorphic coarse-grained granular texture; massive structure
with frequent fluidal areas.
Geotectonic
environments
; small masses, often laccoliths or sills, inside or at the edge of
blocks of syenite and monzonite. They are derived by local
differentiation without any clear tectonic significance
Occurrence
: most characteristic are those of southern Norway and central
Norway. Alkaline feldspar syenites are also present in many parts of
Greenland and Canada.
Uses
: highly decorative, used as building stone, especially as polised
slabs. Larvikite is commercially known as “pale Labrador’’
PENGUKURAN ARAH PADA FOTO UDARA
3.1. Dasar Teori
Melukiskan geometri
sebuah foto udara tegak yang dipotret di atas medan yang datar. Dalam hal ini, foto akan
menggambarkan geomertri secara tepat medan
yang terpotert. Seperti sebuah peta, fot udara dicirikan oleh skala yang tetap.
Jarak terukur pada foto udara dapat dikonversikan ke jarak sebenarnya dengan
secara sederhana membagi jarak pada foto udara.
3.2.
Tujuan dan Metode
Tujuan pengukuran ini yaitu untuk
mengetahui arah sebenarnya di lapangan pada foto udara yang diamati. Metode
yang digunakan yaitu :
-
Menyediakan foto udara yang akan diamati
-
Foto udara ditempelkan / dilapisi dengan kertas
bening dan dilem pada keempat sisi kertas bening tersebut
-
Mengambar arah persebaran litologi dan morfologi
yang tampak pada kertas bening dengan spidol O.H.P, dengan ketentuan :
o
Perbukitan mengunakan spidol O.H.P berwarna
hijau
o
Sungai mengunakan spidol O.H.P berwarna biru
o
Jalan mengunakan spidol O.H.P berwarna merah
o
Dan keterangan mengunakan spidol O.H.P warna
hitam
-
Setelah arah dan kenampakan morfologinya
kelihatan jelas pada kertas bening, kemudian dideskripsikan ( nama foto, kode
foto, rona, tekstur, bentuk parit, relief, pola penyaluran, dan satuan
geomorfik. )
3.3.
Peralatan Yang Digunakan
Peralatan
yang digunakan yaitu, pengaris atau mistar yang terdiri dari pengaris biasa /
pengaris mikro ( micro ruler ), O.H.P marker, stereoskop, dan plastic tembus
pandang.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
TEKNIK DETERMINASI
Siapkan perlengkapan untuk determinasi sebagai berikut: Mikroskop binokuler Tray yang berlubang-lubang kecil dengan dasar h...
-
Pengertian Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah ...
-
Pengertian Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluar...