Artikel ini merupakan hasil dari lomba sciencetec project, yang dibuat oleh pak Alm. Siwi Sanjoto ,saya (Marchel monoarfa) , Muhammad.yasin & Rifki Prayudi, walaupun hanya mendapat juara 3. Kalau menurut saya sih pantas dapat juara 3 soalnya kami mendesain gambarnya jelek + kepepet, tapi isi dari penelitian kami membuat mata juri hampir tdk berkedip dan terpaku + hampir tdk percaya dengan fakta yang kami temukan mengenai gapura candi boko ini.+ juga berhasil lolos PKM AI oleh DIKTI.
Saya hanya akan memaparkan inti dari penelitian ini.
Ket : ABCDE : Puncak atap gapura timur Atap C
Belum / Tidak dipugar, FGHIJ Puncak atap gapura barat Pintu F dan J serta
atap H : Belum/ tidak dipugar. Gambar diatas merupakan gamabar perspektif
gapura timur dan barat. Kedua gapura sejajar dan panjang bangunan mengarah
tepat kearah selatan ke utara
Saya hanya akan memaparkan inti dari penelitian ini.
Coba kalian perhatika mataharinya kok posisinya bsa pas dtngh gapura |
dan berlahan akan menyambar ke sisi gapura berikutnya dan setiap musim-musim tertentu sinar matahari akan menyinari secara khusus bagian-bagian gapuranya, semuanya itu tidak buat secara kebetulan oleh pendiri candi boko tapi ada maksudnya |
Pada masa purba sebelum manusia megembangkan teknologi
telah banyak bangunan purbakala di berbagai tempat atau Negara yang terbukti
dapat digunakan sebagai pengamat datangnya musim. (Hartman, 1971. Astronomy The Cosmic Journey). Sebuah bangunan batu
stonehenge di Wilshire England yang dibangun sekitar tahun 2500 sebelum masehi
dapat digunakan menetukan secara tepat datangnya musim semi ( 21 maret) dengan
melihat kedudukan matahari terbit melalui celah. Dan bangunan-bangunan lain
yang mempunyai fungsi yang sama seperti Stonehenge seperti candi Amon-Re di
mesir yang dibangun sekitar 1.400 sebelum masehi, candi Angkor wat, di Kamboja
pada abad ke 12, Tihuanaco di Bolivia pada abad ke 4- 8, Caracol di Yucatan
pada abad ke 11, Casa Grande, di Arizona pada abad ke 14, Cuzco Peru pada abad
ke 16 dan masih banyak lagi yang diantaranya kami yakini salah satunya adalah Gapura candi Boko di tanah Jawa.
Berdasarkan fakta yang ada kami dapat merumuskan
masalah bahwa Gapura Candi Boko dapat digunakan sebagai observasi astronomi dalam
menentukan musim pada abad ke 9.
TUJUAN
1. Membuktikan
Bahwa Candi Boko bukan hanya sekedar bangunan
candi biasa yang dibangun pada saat itu, tapi mempunyai fungsi dalam
mengamati musim pada abad ke 9 di JATENG.
2.
Menghapus
tahayul mistis yang berkembang di tengah masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Candi
Boko terletak di atas sebuah bukit di desa Bokoharjo, Kecamatan Piyungan,
Kabupaten Bantul,
Propinsi Daerah Istimewah Yogyakarta, sekitar 3 kilometer
selatan Candi Prambanan.
Dari
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan, terbukti gapura tersebut dapat
digunakan sebagai
bangunan astronomi pengamat musim. Dengan melihat kedudukan
matahari menjelang terbenam
pada ujung atap dan pintu dibawahnya, dapat
ditentukan saat-saat yang tepat sehubungan dengan
musim hujan atau kemarau yang
bertepatan dengan saat bercocok tanam atau berhubungan dengan
ritus tertentu. Perlu
diketahui, bahwa candi Boko yang dibangun pada abad ke 9 masyarakatnya
belum
mengenal penunjuk waktu seperti kalender masa kini.
Hasil
pengamatan dan pengukuran adalah dengan sebuah teodolit adalah sebagai berikut
:
Rencanya gmabr desain ini akn dipercantik sesuai permintaan |
Pada tanggal 22
desember penengamat disebelah timur gapura timur akan melihat saat mathari
terbenam tepat pada ujung atap A pintu paling selatan. Selanjutnya kedudukan
matahaari terlihat bergeser ke utara tampak saat terbenam melalui atab B pada
21 januari , atap C 21 maret, atap D 22 mei, atap E 21 Juni.
JIka
gapura bagian barat telah dipugar sama seperti gapura bagian timur, maka
ujung-ujung atap gaura bagian barat (F,G,H,I,J) aka tampak di tengah
pintuh-pintu gapura timur. Ujung atap F (paling utara) gapura barat terletak
pada 7,50 dibawaah ujung atap E gapura timur. Hal ini berarti jika
kedudukan matahari tamapak tepat di uung atap F, maka akan berada tepat di
titik barat pad garis horizon karena letak georafis Candi Boko kurang lebih 7, 50
lintang selatan.
Dengan mengamati kedudukan matahari
pada saat terenam tampak tepat pada puncak-puncak atap gapura timur (A,B,C,D,E)
sewaktu bergeser dari utara ke selatan kembali melalui atap gapura F,G,H,I,J
akan dapat ditentukan saat datang dan berakhirnya musim hujan maupun kemarau,
pada gambar diatas, musim kemarau berada disebelah kanan, dan musim hujan pada
bagian kiri.
Tanggal-tanggal yang tertera pada
bagan diatas didasarkan atas :
1.
Perbandingan
jarak ujung-ujung atap pintu gapura
2.
Bahwa pergeseran
kedudukan matahari pada titik balik selatan ke utara atau sebaliknya memerlukan
waktu 6 bulan.
Jika garis L
ditarik melalui titik tengah pintu gapura timur, garis k dan L mneyudut 23 ½0
terhadap garis tengah L. Titik pertemuan garis-garis K,L dan M adalah titik
tempat pengamat musim. Dari titik pengamat, pada saat kedudukan matahari
terbenam terlihat:
- Tepat pada ujung
atap A ( gapura timur) adalah pada tanggal 22 desember ( Titik balik selatan
matahari)
- Tepat pada ujung
atap C (Gapura timur) dan ujung atap G ( Gapura Barat) adalah tanggal 23
september atau tanggal 21 maret (Tepat matahri terbit di timur atau terbenam di
barat).
- Tepat pada ujung
atap E ( Gapura timur) adalah pada tanggal 22 juni (Titik balik utara
matahari).
Dan letak gapura baat 60 lebih rendah
daripada letak gapura timur, hal tersebut sesuai dengan letak geografis
prambanan sekitar 60 lintang selatan.
KESIMPULAN
Melalui
hasil pengukuran dan interpretasi tak diragukan lagi bahwa gapura candi Boko
adalah bangunan astronomis seperti Stonehenge, candi Angkor Wat, Kuil Grande,
kuil Amon-Re dan lain-lain, yang membantu masyarakat pada zaman atau abad itu
untuk mengamati musim dan penangalan hari.
Dalam
penelitian ini masih terus dikembangkan karena untuk membuktikan kearah yang
kuat tentang hal-hal tersebut tidak cukup hanya dengan satu bukti saja, tapi
harus ada bukti-bukti lain yang
diperlukan dalam menunjang keakuratan data penelitian tersebut seperti data
arkeologi dan astronomi