Di antara
pegunungan Ural dan Perisai Fenoskandia selama zaman kapur bagian bawah telah
terjadi cekungan laut. Di dalam cekungan itu telah diendapkan batupasir
berglaukonit, lempung hitam denagan fosil Simbrsakites dan batupasir yang
mengandung besi. Selama zaman kapur bagian atas hubungan cekungan ini lengan
laut afrika terputus, akibatnya terjadilah sebuah cekungan yang kearah selatan
berhubungan dengan laut Tethys. Pada cekungan ini berturut-turut secara
stratigrafi akan berkembang batupasir yang berglaukonit, batuan klastik yang
bersifat gampingan dan napalan.
Berbatasan
dengan cekungan tersebut di atas, Jerman dan Swedia selatan merupakan
pelemparan laut dangkal, demikain juga Denmark. Di Jerman endapan kapur atas
terutama berkembang sebagai batugamping yang banyak mengandung fosil terutama Inoceramus dan
napal dengan fosil Belemnitella. Di
Swedia berkembang sebagai fasies gampingan yang banyak mengandung silika. DI
Denmark berkembang sebagai jenjang dnian dengan fosil yang khas Nautilus danicuFosil Nautilus danicus
Di daerah afrika selama Cenomanian terjadi
genangan laut yng terdapat pada bagian luas dari gurun sahara, di mana untuk
pertama kallinya dan yang paling penghabisan daerah itu merupakan lautan. Di
Afrika utara selama zaman kapur merupakan beberapa cekungan dengan pengendapan
laut, di mana pada saat itu di sepanjang tepi sahara terutama terjadi endapan
yang bersifat pasiran di bagian tepi yang makin ke tenagh cekungan membentuk
batugamping dan dolomit dengan fosil Orbitolina
dan Rudistae.
Eropa
dan afrika bagian utara pada saat zaman kapur atas(kiri) dan zaman
kapur bawah (kanan).